Langkahlangkah penggunaan Soxhlet Extractor. Bungkus bahan padat yang akan diekstraksi dengan kertas saring (Filter Paper) Masukkan bahan padat pada wadahnya. Masukkan pelarut pada tabung distilasi. Rangkai alat soxlet sesuai dengan gambar dan jangan lupa menyambung condenser dengan keran air. Panaskan tabung dengan reflux. Blanchingadalah alat yang digunakan untuk melakukan pemanasan atau blanching pada makanan sebelum proses pembekuan, pengeringan atau pengalengan. Proses blanching ini dilakukan pada suhu kurang dari 100 o C selama beberapa menit dengan menggunakan air panas atau uap. Tujuan blanching tergantung dari proses yang akan dilakukan selanjutnya Samaseperti gelas beaker, erlenmeyer merupakan salah satu alat yang sering kita temukan di laboratorium. Nama erlenmeyer diambil dari penemunya yang bernama Emil Erlenmeyer, Seorang Kimiawan asal Jerman pada tahun 1860.. Gelas erlenmeyer di laboratorium digunakan untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan senyawa selama pengujian. FUNGSIPERALATAN LABORATORIUM DASAR (1) 1. Peralatan gelas (glass ware equipment) Gelas piala/gelas beker (Beaker glass) Gelas piala merupakan wadah yang paling sederhana untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan. Terbuat dari borosilikat atau plastik. Gelas piala yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE. A Memilih alat Bantu yang digunakan. Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan Bantu yang digunakan untuk membuat benda kerja. Antara lain : 1. Ragum (catok) Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis yaitu tidak ada yang tidak mungkin bagi allah. Boiling merupakan salah satu dari banyaknya teknik dasar dalam memasak. Khusus bagi kalangan yang ingin dan akan bergelut di bidang kuliner, tentunya harus memahami apa itu pengertian boiling. Walaupun demikian, informasi ini tidak hanya penting bagi mereka yang ingin berkarir saja. Ketika berurusan dengan dapur dan masakan pun, masyarakat sebaiknya mengetahui hal-hal dasar dari boiling dan beberapa teknik dasar memasak lainnya. Teknik Dasar Memasak Memasak tanpa teknik dasar tentu akan menghasilkan menu santapan yang kacau atau bahkan tidak jadi. Pada umumnya, teknik inilah yang akan menjadi pedoman dalam menjadikan hasil masakan bisa maksimal dan enak. Banyak sekali teknik yang dapat digunakan agar karya tangan para pemasak dapat optimal. Secara umum, dalam memasak, anas, suhu, dan durasi adalah hal-hal dasar yang harus dipahami sebelum beralih menuju teknik-teknik dasar ketika proses memasaknya. Teknik Dasar Memasak Moist Heat Cooking Salah satu teknik dasar memasak yang dikelompokkan menjadi beberapa macam teknik adalah moist heat cooking, di mana memasak memerlukan cairan seperti kaldu atau air. Bahan yang dimasak biasanya keras, dan teknik ini dibutuhkan untuk menjadikannya lebih lunak sesudah matang. 1. Teknik Braising Sebelum menuju ke pengertian boiling, teknik pertama adalah braising, di mana merupakan teknik merebus dengan komposisi cairan adalah 3/4 dari bahan makanan. Beberapa cara dalam memasak dengan teknik braising adalah sebagai berikut. Siapkan daging, umumnya yang akan dimasak saat belum dipotong, sebab kalau dipotong dengan ukuran kecil, dikhawatirkan akan hancur saat bumbu tabur pada daging seperti lada dan garam, atau garlic bahan di tempat memasak dengan sedikit daging, dan balik sampai keseluruhan berwarna cokelat daging, lalu masukkan sayur dan sampai mendidih, kemudian masukkan panci, tunggu sampai daging terasa empuk. 2. Teknik Steaming Kukus Bila sudah terbiasa memasak, pasti tidak asing dengan teknik ini. Mengukus berarti memanfaatkan uap masakan untuk mematangkan masakan. Alat kukus dapat berupa dandang, rice cooker, risopan, langseng, dan sebagainya. Teknik ini termasuk sederhana, sebab hanya perlu memanaskan air di atasnya serta dialasi tatakan untuk menaruh bahan makanan. Teknik ini baik untuk menghindari warna makanan yang tidak pudar dan meminimalisir hilangnya zat gizi ketika bahan makanan dimasak. 3. Pengertian Boiling Rebus Pengertian dari boiling adalah merebus; memasak dengan menggunakan cairan yang kuantitasnya lebih banyak daripada bahan masakan itu sendiri. Umumnya, teknik ini memerlukan suhu didih sekitar 100 derajat Celcius. Ada sejumlah hal krusial yang mesti diketahui dalam melakukan teknik ini. Cairan harus mendidih. Karena tekniknya merebus, maka cairan harus benar-benar mendidih agar bahan masakan yang direbus dapat bersih dan rebus sama dengan jumlah bahan masakan. Hal ini diperlukan agar proses memasak dapat lebih efektif dan alat perebus untuk menghemat energi. Hal ini diperlukan agar bahan masakan yang direbus dapat segera mendidih sekaligus menghemat buih permukaan hasil bahan masakan juga akan berpengaruh terhadap durasi memasak juga akan berpengaruh terhadap banyaknya gizi yang terbuang saat bahan masakan direbus. Mengacu pada pengertian boiling, terdapat tiga langkah dalam teknik ini, yaitu nucleate, transition, serta film. Ketiganya didasarkan pada suhu perebusan mulai dari suhu panas paling rendah sampai yang paling tinggi. Nucleate Boiling. Tahap ini adalah proses merebus yang baru dimulai, dapat diketahui dengan adanya gelembung air pada Boiling. Tahap ini adalah proses selama perebusan dan terjadi penguapan. Sumber panas diberhentikan tiba-tiba. Susunan uap pada permukaan cairan itulah yang disebut film Boiling. Tahap ini adalah proses merebus yang tidak konstan dikarenakan suhu perebusan sudah diubah; di antara suhu maksimal nucleation dan suhu minimum film boiling. 4. Teknik Blanching Setelah teknik merebus dan pengertian boiling, mari beralih ke teknik berikutnya, yaitu blanching. Teknik memasak ini adalah dengan mencelupkan bahan masakan ke dalam air mendidih. Cairan yang dapat dipakai untuk teknik ini adalah air dan minyak. Teknik blanching memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah sebagai berikut. Membebaskan bahan masakan dari proses bahan masakan yang setengah matang menjadi lebih mudah diolah. Untuk menjaga kondisi bahan masakan tetap pada nilai gizi yang ada, umumnya teknik ini diikuti dengan proses refreshing, di mana bahan yang telah di-blanching akan langsung dibawa ke air yang mengalir atau dimasukkan ke dalam air es. 5. Teknik Simmering Simmering adalah teknik memasak yang mirip dengan boiling merebus, tetapi teknik ini memerlukan api kecil dalam durasi yang sedikit lama. Umumnya teknik simmering digunakan dalam membuat menu dengan kuah kaldu. 6. Teknik Poaching Mirip dengan teknik simmering, pada teknik ini air rebusan dicampur dengan bahan tambahan yang bergantung pada menu yang akan dimasak, seperti cuka, gula, dan sebagainya. Suhu yang digunakan untuk merebus adalah 75-85 derajat Celcius. Kuantitas bahan masakan yang dapat diolah dengan teknik poaching dapat berupa telur dan ikan. Teknik simmering dapat pula dijadikan teknik dalam membuat minuman lezat serta hidangan penutup yang enak. 7. Teknik Stewing Setup Teknik memasak ini memerlukan cairan dengan persentase kuantitas tidak lebih banyak dari setengah bahan yang akan dimasak. Cairan yang umumnya dipakai dalam proses memasak adalah saus, air, atau kaldu. Apakah pengertian boiling dan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam teknik ini sudah diterapkan selama ini? Meski tidak dijelaskan secara rinci, tetap perhatikan pin-poin dasar dalam memasak dengan menggunakan teknik dasar yang lain, ya! Boiling adalah salah satu dari banyaknya teknik memasak yang kita ketahui. Berbicara soal masakan, tentunya buat kamu yang ingin berkarir di bidang kuliner khususnya sebagai chef wajib baca sampai habis artikel ini. Dalam tulisan Tugas Chef dan Mitos Keliru Soal Chef, kita sudah membahas tentang bagaimana menjadi chef dan mitos-mitos keliru didalamnya. Bekerja di kitchen tidak akan jauh-jauh dari masak memasak. Nah tulisan kali ini akan mengulas beberapa teknik memasak yang sudah dirangkum dari berbagai sumber. Apa aja? Yuk simak selengkapnya di artikel berikut ini! Daftar ISI1. Boiling rebus2. Blanching blansir3. Steaming mengukus4. Braising merebus dalam cairan sedikit5. Simmering merebus dengan titik bawah api kecil6. Poaching merebus di bawah titik didih 80oC-90oC7. Pressure Cooking8. Stewing menggulai9. Frying10. Deep Frying11. Sauteing12. Stir frying13. Shallow Frying14. Pan Frying15. Baking16. Grilling17. Roasting 1. Boiling rebus Boiling adalah teknik memasak bahan makanan dalam cairan sampai titik didih mencapai 100oC. Cairan yang dipakai bisa berupa air, kaldu, santan atau susu. Merebus berlangsung dalam tiga step yakni nucleate, transition, dan film boiling sesuai temperatur perebusan yang bertingkat dari temperatur panas yang rendah sampai temperatur panas tinggi. Nucleate boiling adalah karakteristik perebusan yang baru dimulai serta mulai terlihat gelembung air di boiling adalah proses yang terjadi sepanjang proses perebusan mengalami penguapan, selanjutnya sumber panas distop secara tiba-tiba. Susunan uap yang ada di permukaan cairan diberi nama film boiling adalah perebusan yang tidak konstan, ini timbul karena temperatur perebusan diubah di antara temperatur maksimal nucleation dan minimun film boiling. Beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan saat lakukan teknik boiling 1. Cairan harus mendidih tujuan utama teknik boiling adalah merebus, supaya bahan makanan yang terebus betul-betul matang dan bersih jadi harus menggunakan cairan yang sudah mendidih untuk hasil maksimal. 2. Alat rebus sesuai jumlah bahan makanan Memasak supaya lebih efisien dan efektif oleh karena itu gunakan alat seperlunya sesuai keperluan memasak. 3. Alat perebus harus ditutup supaya mengehemat energi Ini pemikiran simpel, bila sedang merebus suatu hal memang seharusnya alat perebus ditutup dengan tujuan bahan yang direbus cepat mendidih. Lebih menghemat waktu, bahan untuk merebus. 4. Buih permukaan hasil dari rebus harus dibuang Buih merupakan hasil rebus dari bahan makan tersebut. Nah, yang ada dipermukaan, perlu dibuang karena itu bisa saja sejumlah hal seperti kuman yang menguap dari hasil rebusan. Ini tentu mempengaruhi kualitas makanan. 2. Blanching blansir Blanching adalah teknik memasak dengan merebus sayuran atau buah ke dalam air yang sudah mendidih secara cepat. Blanching kerap dipakai pada proses persiapan preparing bahan makanan sayur atau buah yang akan diproses lebih lanjut menjadi makanan lain. Bahan makanan yang diblanch ditempatkan ke air mendidih sepanjang 1-2 menit. 3. Steaming mengukus Steaming adalah teknik mengolah bahan makanan dengan uap air mendidih. Steam adalah proses memasak lembap/basah, dengan panas dari uap air atau dikenal dengan istilah mengukus. Alat pengukus steamer terbagi dalam beberapa panci yang diatur ke atas secara berlapis-lapis. Panci paling bawah berisi air, panci yang disusun di atasnya berlubang untuk memberikan peluang uap air masuk lewat beberapa lubang tersebut 4. Braising merebus dalam cairan sedikit Braising berasal dari bahasa Perancis braiser’ artinya teknik memasak dengan pemanasan lembab/basah moist heat. Step awalnya, proses pengolahan dengan teknik ini diawali dengan memakar searing atau memanggang roasting bahan makanan sampai permukaan atasnya berwarna coklat. Kemudian, diberi cairan selanjutnya diolah dengan temperatur rendah di panci tertutup direbus atau diober dalam pan yang tertutup. 5. Simmering merebus dengan titik bawah api kecil Simmering adalah teknik mengolah makanan dalam cairan panas yang dijaga di titik didih air yakni rata-rata pada temperatur 100oC 2120F. Untuk menjaga temperatur air tetap berada di status stabil, kecilkan api di saat gelembung air mulai terjadi pada awal air akan mendidih. Awalnya simmering bisa dimulai pada temperatur sekitaran 90oC. Simmering tergolong teknik boiling, tapi api yang dipakai untuk merebus kecil dan baik karena proses mengolah yang berjalan semakin lama. Biasanya Simmering Diperlukan dalam proses memasak kaldum bakso, sayur dan lauk pauk. 6. Poaching merebus di bawah titik didih 80oC-90oC Poaching ada di antara simmering dan boiling yaitu proses merebus bahan makanan yang dilaksanakan dengan perlahan-lahan. Api yang dipakai untuk teknik ini berpanas sedang, maka dari itu gelembung air perebus kecil-kecil. Teknik mengolah bahan makanan dalam bahan cair dengan api yang kecil 92oC-96oC. Dengan jumlah yang tidak banyak atau hanya menutupi bahan makanan yang direbus. 7. Pressure Cooking Merupakan sistem memasak di dalam panci yang ditutup rapat dan terkunci hingga tidak ada udara atau cairan yang bisa keluar. Titik didih air meningkat bersamaan dengan kenaikan penekanan udara di panci. Penekanan memenuhi ruangan alat perebus sampai panas melewati titik didih 100oC. 8. Stewing menggulai Teknik pemrosesan bahan makanan padat yang diolah di air atau berbasiskan cairan. Hampir sama dengan simmering dan dihidangkan tanpa dikeringkan. Stewing adalah memproses makanan dengan cairan berbumbu, memakai api sedang dan kerap diaduk-aduk. Cairan yang dapat dipakai yakni susu, santan, dan kaldu. 9. Frying Metode mengolah makanan dalam minyak atau lemak. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan menggoreng. Secara kimiawi, minyak dan lemak adalah sama, bedanya berada di titik leleh. Temperatur penggorengan yang bagus yakni 175oC-190oC. Bergantung pada kekentalan dan type makanan yang dimasak. 10. Deep Frying Merupakan sistem mengolah bahan makanan dengan memakai minyak yang banyak, hingga bahan makanan itu betul-betul terendam minyak. Deep frying dikelompokkan ke metode memasak kering, karena tidak ada air yang dipakai pada proses mengolah itu. Sistem ini dipakai untuk memperoleh hasil penggorengan yang maksimal. 11. Sauteing Sauteing adalah sistem mengolah makanan dengan memakai sedikit minyak atau lemak. Tipe minyak atau lemak yang bisa dipakai pada proses sauteing yakni minyak zaitun, margarin, dll. 12. Stir frying Sistem menggoreng cepat pada suhu yang sangat tinggi. Memakai sedikit minyak dengan alat wajan yang cukup dalam. Istilah stir menunjukkan jika makanan harus distir digerakkan atau dibalik-balik terus-menerus untuk menahan makanan itu gosong. 13. Shallow Frying Shallow frying merupakan sistem memasak makanan dengan jumlah sedikit, dengan lemak atau minyak yang dipanaskan lebih dulu dalam pan dangkal shallow pan atau ceper. Jumlah lemak yang dipakai untuk menggoreng cuma sedikit yakni bisa memendam sekitaran 1/3 sisi makanan yang dimasak. 14. Pan Frying Tergolong teknik mengolah dengan memakai minyak goreng, tapi minyak yang dipakai semakin sedikit dibanding deep frying. Istilah ini lebih pas diaplikasikan pada teknik menggoreng yang memakai pan pan penggoreng. Sistem ini memakai penghantar panas sedang, mempunyai tujuan untuk menjaga kelembapan makanan. 15. Baking Teknik mengolah makanan dengan panas kering oleh konveksi penghantar uap udara panas dalam oven. Beberapa oven lokal memakai dua komponen pemanas, yakni satu ada di bawah untuk baking dan satu ada di atas untuk broiling. Energi panas dalam oven tidak sentuh makanan langsung, tetapi lewat udara panas yang disalurkan dari celah-celah oven. 16. Grilling Sistem mengolah makanan yang mengikutsertakan panas langsung. Sumber panas yang umum dipakai yakni arang kayu, listrik, dan gas. 17. Roasting Merupakan sistem memasak dengan memakai panas kering, dari nyala api yang terbuka, oven, atau sumber panas yang lain. Roasting dengan pemanasan kering dalam oven diberi nama baking. Demikianlan apa yang dimaksud dengan Boiling, dan teknik-teknik memasak lainnya. Semoga bermanfaat. Pengertian Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau oleh industri pengolahan makanan Winarno,1993. Mekanisme Pengolahan Bahan Makanan/Pangan þ Persiapan Bahan Makanan/Pangan Persiapan bahan makanan yaitu menyiapkan semua bahan makanan yang diperlukan sebelum dilakukan pengolahan, proses persiapan bahan makanan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan yang spesifik dalam rangka mempersiapkan bahan makanan dan bumbu -bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan þ Pengolahan Bahan Makanan/Pangan Pengolahan bahan makanan merupakan suatu rangkaian/kegiatan mengubah memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap pengolahan bahan makanan dilakukan oleh juru masak mulai dari membersihkan bahan makanan seperti mencuci, memotong, sampai pada proses memasak þ Distribusi dan Penyajian Makanan/Pangan Proses pendistribusian dan penyajian makanan dilakukan setelah semua proses dalam pengolahan selesai, dan makanan pun siap disajikan Teknik Dasar Pengolahan Makanan/Pangan Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan berbagai macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan menjadi 2 yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah moist heat dan teknik pengolahan panas kering dry heat cooking . 1. Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah Moist Heat Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan dengan bantuan cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu stock , air, susu, santan dan bahan lainnya. Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki berbagai cara di antaranya a. Teknik Boiling Boiling adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih. Untuk melakukan teknik boiling ada syarat tertentu yang harus dipenuhi , yaitu sebagai berikut 1. Cairan harus mendidih 2. Alat perebus disesuaikan dengan cairan dan jumlah bahan makanan yang akan diolah. 3. Alat perebus harus ditutup agar menghemat energi. 4. Buih yang ada diatas permukaan harus dibuang untuk mencegah bersatunya kemabali dalam cairan sehingga memengaruhi mutu makanan. Teknik boiling dapat dilakukan pada beberapa bahan makanan seperti, daging segar, daging awet, telur, pasta, sayuran, dan tulang. b. Teknik Poaching Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalam pengolahan makanan. Poaching adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung sedikit lama dan suhu dalam air berkisar 83 0C – 95 0C. Untuk melakukan poaching, perlu memperhatikan syarat berikut ini 1. Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 83 0C – 95 0C. 2. Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan. 3. Makanan harus tertutup dari cairan. 4. Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur. Teknik dasar pengolahan poaching, dapat dilakukan untuk mengolah berbagai jenis makanan seperti daging, unggas, otak atau pankreas binatang, ikan, buah-buahan, dan sayur. c. Teknik Braising Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus dalam panci penutup dan api kecil secara perlahan-lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut 1. Teknik merebus dalam cairan yang sedikit. 2. Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya. 3. Dalam pengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalam braising pan, lalu siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendam seluruhnya. 4. Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalam sauce pan, lalu masukkan daging dan balik hingga warnanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk sambil dibolak – balik. 5. Jika proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan masukan dalam oven. Apabila diolah diatas kompor perepian , posisi braising pan tertutup. Syarat –syarat menggunakan teknik braising ,yaitu sebagai berikut 1. Teknik ini cocok menggunakan daging bagian paha. 2. Daging disaute dengan mentega hingga warnanya kecoklatan. 3. Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan. 4. Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah berkurang. d. Teknik Stewing Stewing menggulai adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Pada proses stewing ini, cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selama proses stewing berlangsung. Dalam pemberian garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir stewing, karena dalam dagin dan sayur sudah terkandung garam. Untuk mengolah makanan dengan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut 1. Daging harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar kotorannya hilang 2. Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah. 3. Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena. 4. Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur. e. Steaming Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Teknik ini bisa dikenal dengan mengukus. Bahan makanan diletakkan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir le sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat berikut 1. Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan mengeluarkan uap. 2. Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus. 3. Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air langsung. 4. Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang dikukus akan beraroma hangus. 5. Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat. 2. Teknik Pengolahan Panas Kering Dry Heat Cooking Teknik pengolahan panas kering dry heat cooking adalah mengohah makanan tanpa bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling. a. Deep frying Deep frying adalah mengolah makanan dengan menggoreng menggunakan minyak dalam jumlah banyak. Pada teknik ini yang digoreng betul-betul tenggelam dalam minyak dan meperoleh hasil yang krispi atau kering. Terdapat 4 cara styledeep fat frying yang populer, yaitu 1. Cara Perancis A’la Fraincaise, French Style a. Bahan makanan di marinade lalu dilapisi dengan tepung terigu atau maizena. b. Lalu goreng dalam minyak banyak dan panas. 2. Cara Inggris A’la Englaise, English Style a. Di marinade dalam bumbu lalu tiriskan. b. Celupkan dam putih telur lalu tepung panir. Ulangi sekali lagi. c. Goreng dalam minyak yang panas. 3. Cara Only Al Only, Only Style a. Makanan yang akan digoreng docelupkan dalam adonan. b. Kemudian langsung digoreng dalam minyak yang panas. 4. Cara menggoreng polos a. Bahan dibersihkan, lalu dimarinade atau tidak. b. Kemudian langsung digoreng dengan minyak yang banyak dan panas b. Shallow Frying Shallow frying adalah proses mengoreng yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit. Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut 1. Dalam menggoreng, menggunakan minyak goreng berbentuk cairan minyak kelapa, minyak salad, minyak jagung, atau minyak zaitun. 2. Selama proses menggoreng, menggunakan minyak yang sedikit. 3. Saat menggoreng, pastikan minyak telah panas sesuai suhu yang diinginkan. 4. Proses menggoreng dilakukan dengan cepat. Terdapat 2 cara dalam pengolahan shallow frying, yaitu cara pan frying dan sauteing. Pan frying merupakan cara menggoreng dengan minyak sedikit dan mempergunakan frying pan. Makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain telur mata sapi, daging, ommelet scrambled eggs, serta unggas yang lunak dan dipotong tipis. Sauteing adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan sedikit minyak sambil diaduk dan dilakakukan sacara cepat. Teknik ini sering dilakukan pada masakan cina, dan dipakai sebagai teknik penyelesaian pada sayuran kontinental. Pada pengolahan sayuran Indonesia disebut oseng-oseng tumisan. Bahan makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain onion chopped bawang bombay cincang,daging, sayuran, dan bumbu. c. Roasting Roasting adalah teknik mengolah bahan makanan dengan cara memanggang bahan makanan dalam bentuk besar didalam oven. Roasting bentuk seperti oven. Sumber panasnya berasal dari kayu bakar, arang, gas, listrik, atau micriwave oven. Waktu meroasting sumber panas berasal dari seluruh arah oven. Selama proses meroasting berjalan, harus disiram lemak berulaang kali untuk memelihara kelembutan daging dan unggas tersebut. Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut 1. Pada saat pengolahan harus dibolak-balik agar matangnya merata. 2. Daging jenis lain jangan sering dibolak-balik untuk mencegah pengerutan. 3. Jika pada saat meroasting makanan menjadi kering, perlu dibasahi permukaannya dengan lemak atau cairan lemak yang keluar dari makanan tersebut. 4. Daging ditusuk dengan alat pengukur tingkat kematangan daging untuk mengetahui tingkat kematangan daging. 5. Daging utuh tidak berlemak, perlu dilarding. d. Baking Baking adalah pengolahan bahan makanan didalam oven dengan panas dari segala arah. Dalam teknik baking ini ada yang menggunakan loyang yang berisi air didalam oven, yaitu bahan makanan diletakkan dalam loyang. Contoh puding karamel, hot puding franfrurt. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat yaitu sebagai berikut 1. Sebelum bahan dimasukkan, oven dipanaskan sesuai suhu yang dibutuhkan. 2. Makanan didalam oven harus diletakkan dengan posisi yang tepat. 3. Selama proses baking, suhu harus terus diperiksa. 4. Kualitas makanan akan bergantung pada penanganan selama proses baking. 5. Sebelum diangkat dari oven, periksa kembali makanan. Penerapan teknik dasar baking dajpat dilakukan pada berbagai bahan makanan, diaantaranya kentang, roti, sponge, cake, biskuit, ikan, sayuran. e. Grilling Grilling adalah teknik mengolah makanan diatas lempengan besi panas gridle atau diatas pan dadar teflon yang diletakkan diatas perapian. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292 ◦c. Grill juga dapat dilakukan diatas bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah mauoun pada alat yang digunakan. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut 1. Memilih bagian daging yang berkualitas dan empuk. Daging direndam dengan bumbu dimarinade sebelum digrill. 2. Kemudian mengolesi permukaan gridle dan bahan makanan dengan minyak goreng untuk menghindari lengket. 3. Pergunakan jepitan untuk membalik makanan. Penerapan teknik dasar grilling dapat dilakukan pada berbagai bahan makanan diantaranya daging, daging cincang,ikan, dan ayam. B. JENIS PERLAKUAN DALAM PROSES PENGOLAHAN 1. Suhu Tinggi Ø Suhu tinggi diterapkan baik dalam pengawetan maupun dalam pengolahan pangan. Ø Memasak, menggoreng, memanggang, dan lain-lain adalah cara-cara pengolahan yang menggunakan panas. Ø Proses-proses tersebut membuat makanan menjadi lebih lunak, dan lebih awet. Ø Pemberian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada kenyataan bahwa pemberian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikroba dan menginaktifkan enzim. Ø Pemanasan mengakibatkan efek mematikan terhadap mikroba. Efek yang ditimbulkannya tergantung dari intensitas panas dan lamanya pemanasan. Makin tinggi suhu yang digunakan, makin singkat waktu pemanasan yang digunakan untuk mematikan mikroba. 2. Blansing Blansing merupakan suatu cara pemanasan pendahuluan atau perlakuan pemanasan tipe pasteurisasi yang dilakukan pada suhu kurang dari 1000C selama beberapa menit, dengan menggunakan air panas atau uap. Biasanya suhu yang digunakan sekitar 82 – 93 oC selama 3 – 5 menit. Contoh blansing misalnya mencelupkan sayuran atau buah dalam air mendidih selama 3 – 5 menit atau mengukusnya selama 3 – 5 menit. Tujuan utama blansing ialah menginaktifan enzim diantaranya enzim peroksidase dan katalase, walaupun sebagian dari mikroba yang ada dalam bahan juga turut mati. Kedua jenis enzim ini paling tahan terhadap panas. Blansing biasanya dilakukan terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan yang akan dikalengkan atau dikeringkan. Di dalam pengalengan sayur-sayuran dan buah-buahan, selain untuk menginaktifkan enzim, tujuan blansing yaitu a. Membersihkan bahan dari kotoran dan mengurangi jumlah mikroba dalam bahan b. Mengeluarkan atau menghilangkan gas-gas dari dalam jaringan tanaman, sehingga mrngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memperoleh keadaan vakum yang baik dalam “headspace” kaleng. c. Melayukan atau melunakkan jaringan tanaman, agar memudahkan pengisian bahan ke dalam wadah d. Menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki e. Menghilangkan lendir pada beberapa jenis sayur-sayuran f. Memperbaiki warna produk antara lainmemantapkan warna hijau sayur-sayuran. Cara melakukan blansing ialah dengan merendam dalam air panas merebus atau dengan uap air mengukus atau dinamakan juga “steam blanching”. Merebus yaitu memasukkan bahan ke dalam panci yang berisi air mendidih. Sayur-sayuran atau buah-buahan yang akan diblansing dimasukkan ke dalam keranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalam panci dengan suhu blansing biasanya mencapai 82 – 83oC selama 3 – 5 menit. Setelah blansing cukup walktunya, kemudian keranjang kawat diangkat dari panci dan cepat-cepat didinginkan dengan air. Pengukusan tidak dianjurkan untuk sayur-sayuran hijau, karena warna bahan akan menjadi kusam. Caranya ialah dengan mengisikan bahan ke dalam keranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalam dandang yang berisi air mendidih. 3. Pasteurisasi Pasteurisasi merupakan suatu proses pemanasan bahan pangan sampai suatu suhu tertentu untuk membunuh mikroba patogen atau penyebab penyakit seperti bakteri penyebab penyakit TBC, disentri, diare, dan penyakit perut lainnya. Dengan pasteurisasi masih terdapat mikroba, sehingga bahan pangan yang telah dipasteurisasi mempunyai daya tahan simpan yang singkat. Tujuan pasteurisasi yaitu Membunuh semua bakteri patogen yang umum dijumpai pada bahan pangan bakteribakteri patogen yang berbahaya ditinjau dari kesehatan masyarakat Memperpanjang daya tahan simpan dengan jalan mematikan bakteri dan menginaktifkan enzim. Mikroba terutama mikroba non patogen dan pembusuk masih ada pada bahan yang dipasteurisasi dan bisa berkembang biak. Oleh karena itu daya tahan simpannya tidak lama. Contohnya susu yang sudah dipasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya akan tahan 1 – 2 hari, sedangkan bila disimpan dalam lemari es tahan kira-kira seminggu. Karena itu untuk tujuan pengawetan, pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara pengawetan lainnya, misalnya dengan pendinginan. Pasteurisasi biasanya dilakukan pada susu, juga pada saribuah dan suhu yang digunakan di bawah 100 ˚C. Contohnya1. Pasterurisasi susu dilakukan pada suhu 61 – 63 0C selama 30 menit; 2. Pasteurisasi saribuah dilakukan pada suhu 63 – 74 0C selama 15 – 30 menit. Pasteurisasi pada sari buah dan sirup dapat dilakukan dengan cara “hot water bath”. Pada cara “hot water bath”, wadah yang telah diisi dengan bahan dan ditutup sebagian atau rapat dimasukkan ke dalam panci terbuka yang diisi dengan air. Beberapa cm 2,5 – 5,0 cm di bawah permukaan wadah. Kemudian air dalam panci dipanaskan sampai suhu di bawah 100 0C 71 – 85 0C , sehingga aroma dan flavor tidak banyak berubah. 4. Sterilisasi Sterilisasi adalah proses termal untuk mematikan semua mikroba beserta sporasporanya. Spora-spora bersifat tahan panas, maka umumnya diperlukan pemanasan selama 15 menit pada suhu 121 ˚C atau ekivalennya , artinya semua partikel bahan pangan tersebut harus mengalami perlakuan panas. Mengingat bahwa perambatan panas melalui kemasan misalnya kaleng, gelas dan bahan pangan memerlukan waktu, maka dalam prakteknya pemanasan dalam autoklaf akan membutuhkan waktu lebih lama dari 15 menit. Selama pemanasan dapat terjadi perubahanperubahan kualitas yang tidak diinginkan. Untungnya makanan tidak perlu dipanaskan hingga steril sempurna agar aman dan memiliki daya tahan simpan yang cukup lama. Semua makanan kaleng umumnya diberi perlakuan panas hingga tercapai keadaan steril komersial . Biasanya daya tahan simpan makanan yang steril komersial adalah kira-kira 2 tahun. Kerusakan-kerusakan yang terjadi biasanya bukan akibat pertumbuhan mikroba, tetapi karerna terjadi kerusakan pada sifat-sifat organoleptiknya akibat reaksi-reaksi kimia. Pemanasan dengan sterilisasi komersial umumnya dilakukan pada bahan pangan yang sifatnya tidak asam atau bahan pangan berasam rendah. Yang tergolong bahan pangan ini adalah bahan pangan hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan serta beberapa jenis sayuran seperti buncis dan jagung. Bahan pangan berasam rendah mempunyai risiko untuk mengandung bakteri Clostridium botulinum, yang dapat menghasilkan racun yang mematikan jika tumbuh dalam makanan kaleng. Oleh karena itu spora bakteri tersebut harus dimusnahkan dengan pemanasan yang cukup tinggi. Sterilisasi komersial adalah pemanasan pada suhu 121,1 ˚C selama 15 menit dengan menggunakan uap air bertekanan, dilakukan dalam autoklaf. Tujuan sterilisasi komersial terutama untuk memusnahkan spora bakteri patogen termasuk spora bakteri C. Botulinum. 5. Pendinginan Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 -10 0C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12 – 24 0C. Pembekuan cepat quick freezing di lakukan pada suhu -24 – 40 0C Winarno, 1993. Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun. Perbedaan lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali thawing, pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat bahan pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah. 6. Fermentasi Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan panan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan dioproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik Winarno, 1993. Contoh-contoh produk pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional misalnya tempe, tauco, tape sampai kepada produk yang modern misalnya salami dan yoghurt. Proses fermentasi dalam pengolahan pangan mempunyai beberapa keuntungan-keuntungan, antara lain 1. Proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal, sehingga tetap mempertahankan atau sering bahkan meningkatkan nilai gizi dan organoleptik produk pangan. 2. Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak dapat diproduksi dengan teknik/metoda pengolahan lainnya. 3. Memerlukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu normal, 4. Modal dan biaya operasi untuk proses fermentasi umumnya rendah, dan teknologi fermentasi umumnya telah dikuasi secara turun temurun dengan baik. 7. Pengeringan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energy panas Winarno, 1993. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai 53 batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian. Di samping keuntungan-keuntunganya, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali rehidratasi sebelum di pengeringan dapat berlangsung, harus di berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di perlukan aliran udara untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah uap air ini daoat juga di lakukan secara vakum. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua permukaan bahan yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan. 8. Penggunaan Bahan Kimia Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewarna. Contoh beberapa jenis zat kimia cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen untuk memperpanjangkesegaran masam pemasaran. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman. Berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dengan revisi No. 1168/ Menkes/ Per/X/1999 menyatakan bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan Cahyadi, 2008. C. PERUBAHAN AKIBAT PERLAKUAN DALAM PROSES PENGOLAHAN Berbagai Perubahan yang mungkin terjadi pada komponen makro bahan pangan selama proses pengolahan pangan. Komponen Bahan Pangan Perubahan yang Mungkin Terjadi Selama Proses Pengolahan Pangan Protein ¨ Denaturasi karena panas akan menyebabkan perubahan kelarutan, sehingga akan mempengaruhi tekstur pada bahan pangan. ¨ Penyimpangan flavor yang disebabkan karena oksidasi dikatalisis oleh cahaya ¨ Degradasi enzimatik yang akan menyebabkan perubahan pada tekstur dan flavor bisa menyebabkan terbentuknya flavor pahit ¨ Pembekuan dapat menyebabkan protein mengalami perubahan konformasi dan kelarutannya. Lipida ¨ Hidrolisis enzimatik yang dapat menyebabkan terbentuknya off-flavor seperti terbentuknya flavor sabun soapy atau bau prengus goaty tergantung jenis lipida yang ada. ¨ Menyebabkan minyak goreng menjadi tidak baik untuk digunakan, mengalami perubahan sifat fungsional dan sifat kristalisasinya. ¨ Oksidasi asam lemak tidak jenuh yang akan menyebabkan flavor menyimpang off flavor. Karbohidrat ¨ Perlakuan panas tinggi akan menyebabkan terbentuknya interaksi antara gula pereduksi dan gugus amino yang akan menyebabkan terjadinya reaksi Maillard menyebabkan proses pencoklatan dan perubahan flavor. ¨ Hidrolisis pati dan gum dapat menyebabkan perubahan tekstur dari system pangan, beberapa pati dapat didegradasi oleh enzim ataupun kondisi asam. Vitamin Tergantung dari jenis vitaminnya, maka berbagai proses perubahan bisa terjadi kerusakan/ kehilanganjika produk pangan mengalami proses pengolahan; terutama karena proses pemanasan, pencahayaan, ataupun terekspos dengan udara oksigen. Boiling Flask atau yang lebih dikenal Labu Didih ini adalah sebuah peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas glass ware yang berbentuk seperti labu dengan berbagai macam jenis leher, mulai dari single track, double track hingga triple track. Macam bentuknya juga berfariasi mulai dari yang bundar hingga rund buttom digunakan untuk memanaskan bahan dan ada juga rata flat buttom digunakan untuk memanaskan bahan dapat juga di gunakan untuk menyimpan bahan karena saat diletakan di meja, posisinya akan lebih stabil. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya digunakan sebagai sampel dengan menggunakan sebuah pipet untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.Pemakaian Boiling Flask atau Labu didih sangat banyak dipergunakan dalam laboratorium sebagai alat pendeteksi larutan zat kimia yang akan ini termasuk alat yang praktis dibanding alat pelarut zat lainnya, bentuknya yang kecil dan mudah disimpan. Perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L ini sangat diperlukan dalam mekanisme laboratorium dikalangan masyarakat luas. Boiling Flask atau Labu didih ini biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 C. Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan suatu larutan, diantaranya Zat terlarut ditimbang untuk diteliti ke dalam sebuah labu volumetri labu ukur Lalu ditambahkan air suling. Campuran digoyang melingkar dikocok untuk melarutkan zat terlarut Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan airdengan hati – hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu. Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam tercampur. Fungsi dari langkah diatas adalah untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan keakurasian yang flask ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan larutan zat. Jika Anda membutuhkan Alat Glassware dan alar laboratorium lainnya silahkan hubungi kami disini Office Inten II Duren Sawit Jakarta Timur Telp 021-8690-6782 Fax 021-8690-6781 Phone 0816-1740-8900 Email sales Tags Alat - Alat Biologi, Gold Meter, Fungsi Desikator, Fungsi Moisture Meter, Desiccator Auto Dry, Dissolved Oxygen Meter, Oven Binder, Fungsi Densimeter, Fungsi MED-01 Medical Packaging Tester labthink, Larutan Buffer, Fungsi Incubator, Gold Tester, Timbangan Laboratorium, Preparat Mikroskop, Quick Digital Gauge, laquatin water quality checker, Fungsi Autoclave, Thermohygrometer, Auto tensile tester, Laboratory spatula, Amonium Asetat, PH Meter, Water Bath, Water Vapor Rate, Thickness Tester, Climatic Chamber, Apa itu Piknometer, Pengukuran Air Permeabilitas Uap, Cara menggunakan Oven Binder Kegiatan memasak memang selalu membutuhkan sebuah transfer energi. Yaitu berupa energi panas ke makanan yang temperaturnya lebih rendah. Pada umumnya, metode memasak dapat dibagi menjadi dua kategori. Yaitu Moist heat Cooking dan Dry Heat Cooking. Mengetahui bagaimana masing-masing proses bekerja akan membantumu mana metode memasak yang paling cocok dengan hasil masakan yang paling kamu inginkan. Untuk itu, simak selengkapnya penjelasannya di artikel berikut ini. Jangan sampai ada yang terlewat ya.. Daftar ISIPengertian Moist Heat CookingJenis-Jenis atau Teknik Moist heat CookingKesimpulan Pengertian Moist Heat Cooking Metode Moist Heat Cooking adalah metode memasak dimana media yang digunakan adalah cairan dan uap panas atau steam. Cairan yang memiliki rasa juga dapat digunakan untuk melakukan transfer panas. Contohnya adalah wine, selain dapat digunakan untuk mentransfer panas, wine juga punya kegunaan yang dapat memperkaya cita rasa masakan yang dihasilkan. Tak hanya itu, biasanya sisa cairan yang sudah digunakan untuk memasak biasanya digunakan sebagai sauce atau dressing pada salad. Jenis-Jenis atau Teknik Moist heat Cooking Boiling Boiling dalam bahasa Indonesia artinya merebus. Boiling adalah cara memasak yang menggunakan medium penghantar panas langsungnya adalah cairan. Cairan yang biasa digunakan adalah air kaldu Stock, santan, susu, sirup, dan air. Gelembung-gelembung yang Nampak dari cairan bisanya pertanda sudah mencapai titik didih. Perlu diingat bahwa titik didik air adalah 100 celcius. Namun bisa jadi berbeda ketika media untuk merebus adalah bukan air. Poaching Salah satu yang masih termasuk dalam Teknik memasak Moist Heat Cooking adalah Poaching. Poaching sendiri adalah Teknik pengolahan makanan yang direndam dalam cairan panas namun temperature dijaga agar tidak mencapai titik didih. Steaming Steaming adalah Teknik memasak yang biasa disebut dengan kukus. Makanan yang di masak tidak langsung bertemu dengan media pemanas cair. Namun proses memasak menggunakan uap air yang sudah dipanaskan. Contohnya adalah bakpao, dimsum, dan ikan yang dimasak dengan metode steam. Braising Teknik braising adalah Teknik memasak dengan menggunakan sedikit cairan yang mendidih. Makanan yang akan diolah dengan Teknik ini harus diolah terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar bumbu yang dimarinasi pada permukaan bahan makanan dapat meresap sempurna ketika dimasak. Di Indonesia sendiri biasa disebut dengan Teknik memasak penyemuran semur”. Stewing Teknik memasak yang satu ini lebih mudah disebut dengan cara memasak dengan cara ditumis. Namun perlu diketahui, bahan utama yang biasanya berupa daging lah yang ditumis terlebih dahulu. Contoh masakan yang menggunakan Teknik ini adalah rendang dan opor ayam. Simmering Pada teknik ini masih menggunakan air, dimana makanan akan direbus terlebih di dalam air yang didihkan hingga 100ºC kemudian api dikecilkan dibawah titik didih dan biarkan hingga dipermukaan makanan keluar gelembung-gelembung. Di aplikasikan pada kaldu, soto, rawon, kare, dll Blancing Blanching melibatkan menjatuhkan makanan ke dalam air mendidih sebentar dan kemudian menghentikan proses memasak dengan merendam makanan ke dalam air es. Blanching digunakan untuk melonggarkan kulit pada buah dan sayuran dan untuk menghentikan aksi enzimatik yang menyebabkan buah dan sayuran membusuk. Buah dan sayuran sering direbus sebelum dibekukan untuk menjaga warna dan kesegarannya selama penyimpanan. Kesimpulan Kita telah membahas mengenai pengertian Moist Heat Cooking dan berikut dengan jenis jenisnya. Secara singkat Moist Heat cooking adalah Teknik memasak yang mengandalkan medium cairan dan uap sebagai media yang bekontak langsung dengan makanan. Kendati demikian masih ada banyak jenis dan Teknik yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan memasak. Kamu bisa mempertimbangkan bahan dan alat untuk mulai menerapkan Teknik ini.

alat yang digunakan untuk boiling