1 3. +. Lihat foto. 1379514125357853998. By: Radixx Nugraha. Sabtu hari kemarin (14092013) saya pergi ke Jakarta, menengok saudara. 4 hari sebelumnya, setelah menimbang nimbang antara waktu tercepat, kedekatan dengan tempat saudara, dan keuangan, saya memutuskan untuk mencoba naik kereta ekonomi AC. Saya segera membeli tiket kereta api di Aluminiumnaik sebanyak 1.6 peratus kepada AS$2,837.50 (RM11,771.37) tan metrik di London Metal Exchange, tertinggi sejak 2008, sebelum didagangkan pada AS$2,829 (RM11,736.11) tengah hari semalam di Shanghai. Harga logam dilaporkan turut meningkat 2.1 peratus ke paras tertinggi sejak 2006. Menurut laporan, harga aluminium. Sebagaimanayang telah disebutkan di atas harga tiket kereta api ekonomi dapat dikatakan sangat terjangkau bagi Anda yang tak menganggarkan dana berlebih untuk liburan. Selain itu tersedia fasilitas lebih untuk kelas bisnis dan eksekutif yang berhubungan dengan kenyamanan tempat duduk dan waktu tempuh yang lebih singkat. Cekjuga Promo Pop Mie Mie Instan untuk Brand: Sedaap Indomie Sosro Indofood Indomie Pop Mie Samyang Gaga Lemonilo Sarimi Supermi Burung Dara Nongshim Nissin ABC Indomie Pop Mie Instan KelasEkonomi AC Kereta Api Indonesia Sumber gambar. Selama ini selama bertahun-tahun kami selalu menggunakan kereta api eksekutif Gajayana untuk pulang. Perbandingan AC di KA Bisnis dan Ekonomi Premium. 210000 sedangkan KA Majapahit ekonomi AC Rp 284000 utk tgl 23122012 service makan 1 X ruangan ber AC. Kalau harga tiket sebelum dilengkapi AC tidak ada yang tidak mungkin bagi allah. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID ESv7rWRTaapcdS9hbUPsGxKl2JlZgC7wBqmuWk0M0PnqENMKBJMJKA== Saat saya membuka PTKAI di Twitter, lewat sebuah sambatan seseorang perihal komplain harga nasi kotakan yang ia beli di dalam kereta. Katanya harganya cukup mahal yakni Rp45 ribu. Dalam hati saya, “Wah, udah hampir Rp50 ribu aja, nih.”Salah satu argumennya yang menganggap harga nasi tersebut mahal adalah karena nasi itu dijual di kereta api ekonomi. Yang mana harga tiketnya sendiri hanya dibanderol Rp80 ribu. Spontan akun tersebut syok kali ya, gara-gara harga nasinya lebih dari setengah harga tiket satu kali nasi tersebut lumayan berbeda dengan pengalaman saya dua kali ke Jogja kisaran satu-dua tahun lalu. Jadi, dari Jogja-Bandung, saya pilih untuk menggunakan kereta yang sama dengan si empu akun Twitter di atas sama-sama pakai Kahuripan. Dan di tahun tersebut, harga seporsi nasi di Kahuripan hanya kisaran Rp30 ribu-Rp35 ribu. Jika dibandingkan dengan saat ini yang katanya sudah mundak jadi Rp45 ribu, ya… memang bisa dibilang mahal, saya nggak mau bilang mahal. Wong, waktu harganya masih Rp30 ribuan aja, saya nggak pernah beli, kok. Karena mikirnya duit segitu lumayan kalau dijajanin hal yang lain, bakal dapet banyak. Tapi ya… kebutuhan orang kan beda-beda. Dan mahal tidaknya nasi Rp45 ribu tersebut juga menjadi barang saya pribadi harga segitu ya memang mahal. Wong namanya juga harga di perjalanan. Air mineral yang Rp3 ribuan aja bisa jadi Rp6 ribu sampai Rp10 ribu. Saya yang duitnya pas-pasan ya seringnya cuma bisa dibikin maklum dan… cerdas tentunya. banyak cara menyiasati harga makanan kereta yang “mahal” tersebut agar tidak mentung batinmu. Sini saya beri solusinya ketika kamu terlalu syok mendengar nasi kotak kereta yang nyentuh harga Rp45 pastikan bertanya dulu sebelum membeli. Kalau malu buat langsung ke gerbong resto, kamu bisa nanya ke attendant yang hilir mudik nawarin apa aja. Kalau di Kahuripan setahu saya mereka nawarin sewa bantal, Pop Mie, air, juga nasi malu pas tau harganya mihil tapi sudah kadung nyampe gerbong resto, mending tanya aja attendant yang bolak-balik. Syukur-syukur harganya balik turun bawa bekel. Hal ini jauh lebih baik untukmu, ketimbang beli nasi kotakan di kereta tapi ujung-ujungnya nggrutu. Nggak baik. Takut nanti fesesnya ikutan keras seperti beberapa kali kesempatan naik kereta, saya nggak pernah beli apa pun di dalam kereta. Soalnya saya miskin selalu bawa bekel.“Halah, bekel ya ribet.”Bekel itu ya nggak melulu kudu nasi, lauk ayam, pepes tahu, rendang, ketupat sayur. Nggak, nggak gitu. Kamu bisa bawa cemilan atau apa pun yang penting lapermu beres. Tapi perlu diingat, bawalah bekel yang kira-kira tahan “lama” sehingga bisa tetap enak dimakan kapan itu saya sempet ngebekel buat perjalanan menuju Jogja. Karena keretanya berangkat Magrib dan kebetulan saya sudah makan nasi pakai gorengan sebelumnya, saya bawa bekel gorengan sisa makan sore itu. Pasalnya, saya nggak bakal laper-laper banget. Dari Isya tidur, tengah malemnya saya kebangun. Laper. Saya ambil gorengan dari tas. Pas dibuka, mambuneee….Gorengannya udah keburu apek, Gaes. Ya maklum, namanya juga gorengan saya ambil gorengannya secuil buat ganjel laper. Selepas itu, saya iket rapet-rapet lagi kresek gorengannya. Takut kanan-kiri-depan-belakang saya kebangun gara-gara baunya yang udah tengik banget. beli Pop Mie. Kalau kamu terlanjur lapar, tidak membawa bekal, tapi tahu bahwa harga nasi kereta kemahalan. Wes nggak usah kakehan mikir. Sikat ae Pop Mie. Meskipun kamu tau harga Pop Mie mentah di warung cuma Rp5 ribu sedangkan di kereta bisa jadi Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, Pop Mie jelas lebih mungkin dibeli ketimbang nasi kotak yang harganya menjulang tinggi seperti anganku ambil tawaran emak-emak. Yang ini sih, opsi paling nganu. Tapi bener, dah. Di Kereta Kahuripan, paguyuban penumpangnya itu masih tinggi sekali. Pasalnya, Kereta Kahuripan ini nggak jarang diisi oleh orang tua desa dan orang baik lainnya. beberapa kali sempat duduk di samping dan depan ibu-ibu. Meskipun biasanya rada rempong, tapi ibu-ibu itu baik. Kami saling sapa, tanya pergi ke mana, masih sekolah atau udah kerja, pacarnya siapa, dan ngobrolin banyak hal meskipun saya lebih iya-iyain aja ketimbang cerita balik. Durasi obrolan pun bervariatif. Kadang sebentar, kadang lumayan lama. Nah kalau lama begini nih, biasanya saya bisa nyampe ke momen di mana ibunya haus. Kalau udah haus, biasanya nggak cuma air doang yang dikeluarin, tapi juga beserta sudah terjalin kedekatan singkat yang hangat, sambil nyodorin jajanannya, si ibu bilang, “Neng, hayu ini diambil, Neng. Ini mah jajanan cuma ada di kampung ibu.”Jadi, selama membeli nasi kotak kereta adalah opsi, harusnya sih nggak perlu banget-banget dibikin JUGA Mengamati Perilaku Penumpang Kereta Api dan tulisan Nuriel Shiami Indiraphasa Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 15 Oktober 2021 oleh Intan Ekapratiwi FilterMakanan & MinumanMakanan RinganMie & PastaBerasMakanan JadiMie, Pasta & BihunAneka MieMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 29rb+ produk untuk "pop mie" 1 - 60 dari 29rb+UrutkanAdPop Mie Mini Kuah Rasa Soto 1 Dus/24pcs SelatanPop Mie Official 500+AdPop Mie Kuah Dan Goreng All Variant Aneka Rasa - Bakso Jumbo 5%TangerangBIGbox Asia 250+AdTerlarisPop Mie Paket PaLuGaDa 6pcs SelatanPop Mie Official 3 rb+AdSedaap Cup Mie Instan Soto 81 3%Dilayani TokopediaWings Official 10 rb+AdTerlarismie mentah mie basah bahan mie ayam pakai telur 10 rb+Pop Mie Kuah Dan Goreng All Variant Aneka Collection 250+TerlarisPop Mie Paket PaLuGaDa 6pcs SelatanPop Mie Official 3 rb+1 ctn - Pop Mie Mini Rasa Ayam SelatanIndofood Official 80+Paket Pop Mie SelatanIndofood Official 250+1 ctn - Pop Mie Goreng Spesial SelatanIndofood Official 100+ Berawal dari cuitan salah satu netizen yang mempersoalkan mahalnya harga makanan di kereta api, saya jadi teringat pengalaman saya. Dalam beberapa kali kesempatan, saya memang memilih kereta api sebagai moda transportasi. Meskipun, saya akui saya menghindari membeli makanan di dalam gerbong. Simpel. Saya haqqul yaqin harga makanan-makanan itu pasti saya nggak cocok sama makanan mahal. Dompet saya yang nggak cocok, maksudnya. Semacam ada perasaan bersalah kalau makan makanan yang harganya ke soal makanan di kereta. Sebetulnya, rumus umum perihal makanan kan gini makanan di fasilitas umum sama dengan mahal. Titik. Dan berhubung kereta api itu termasuk dalam fasilitas umum, ya bisa dipastikan makanan di kereta api itu mahal. Nggak usah di kereta api, deh. Di waterboom aja harga Pop Mie bisa nyampe 15 ribu. Kalau mau ditelusuri salah siapa, mungkin ini salah Sunda dihindari seperti apapun, dasarnya saya ini gampang penasaran, muncullah rasa pengin icip-icip makanan di kereta. Alhasil suatu ketika saat kembali lagi naik kereta, saya pesan nasi goreng ke mbak pramugari yang kebetulan melintas. Coba tebak berapa harganya? Rp35 ribu, Gaes… kan kan kan. Apa saya bilang. Mahal, kan??? Tapi, saya nggak lantas ngetwit dan melayangkan protes, tuh. Saya nikmati saja nasi goreng 35 ribu itu. Lumayan kok rasanya. Porsinya aja yang terlalu kenangan tentang nasi goreng seharga Rp35 ribu, kereta api juga mengingatkan saya tentang bakul pecel yang dulu dengan santainya nglemprak meracik sayuran dan bumbu kacang. Iya… bakul pecel ada di dalam kereta. Bukan lagi travelling, Sob. Dia emang lagi jualan. Sesuatu yang rasanya bakal disambut dengan ngakak manakala diceritakan ke cucu kita, 15 atau 20 tahun lagi. Lha gimana, ada bakul pecel jualan di dalam kereta, gitu loh!Yap. Kereta api, pada masa lalu memang pernah menjadi ladang usaha bagi pedagang asongan. Mereka dengan bebasnya naik dan turun setiap kali kereta berhenti di stasiun. Tanpa tiket. Tanpa diusir. Pokoknya kalau kereta berhenti untuk transit, siap-siap saja gerbong yang sesak menjadi tambah sesak karena kehadiran mereka. Ada yang jual pecel, kacang godog, gorengan, minuman, macem-macem lah. Bukan cuma pedagang asongan. Pengamen juga bebas masuk gerbong. Wis pokoknya duduk di kereta masa itu sudah kayak duduk di pinggir alun-alun. Banyak pedagang plus pengamen pating saya tidak tahu persis berapa harga makanan yang ditawarkan kala itu, tapi sepertinya tidak terlalu berbeda dengan harga di luar. Buktinya tukang pecel itu tadi, yang nglemprak tidak jauh dari bangku saya. Tangannya begitu cekatan melayani pembeli. Kalau harganya mahal, tentulah tidak banyak orang yang membeli pecel yang dia apakah itu berarti sudah saatnya mengeluarkan jargon, “Esih penak jamanku, tho???”Eits, tunggu dulu. Sekalipun saat itu makanan yang ditawarkan lebih variatif dan harganya juga terjangkau, bukan berarti lebih “kepenak”. Sungguh, kereta api dalam benak saya yang kala itu masih SD bukanlah tempat yang menyenangkan. Pertama masuk ke stasiun saja sudah bikin ilfeel. Calo-calo datang menyambut dengan setengah memaksa. Pun ketika akan naik gerbong. Ya Lord… berdesak-desakan, Cuy! Penderitaan belum berakhir. Di dalam gerbong pun, rasa nyaman itu tidak ada. Panas, pengap, bau makanan, dan bau keringat penumpang lain campur jadi satu. Alhasil sepanjang jalan, tangan nggak bisa lepas dari kipas tangan. Jika saya disuruh memilih, jelas saya lebih memilih kereta api di zaman sekarang. Nyaman, adem, bisa pilih tempat duduk, nggak ada pedagang ataupun pengamen yang pating sliwer. Bisa tidur sepanjang perjalanan tanpa rasa was-was barang hilang. Sesuatu yang sangat berharga bagi saya, si tukang tidur spesialisasi kendaraan umum. Perkara makanan di kereta yang disediakan mahal harganya, ah, itu kan bisa disiasati. Mbok jadi orang itu yang rada “solutip”.Bawa bekal dari rumah atau beli makanan kebangsaan di stasiun alias Roti O kan bisa. Gitu aja kok repot. Kalau nggak bawa bekal dan terpaksa beli makanan di kereta ya sudah terima saja harga yang mereka berikan dengan porsi yang juga mereka JUGA Ngasih Beragam Bahan Tambahan pada Mi Instan Adalah Bentuk Penistaan atau artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 5 November 2020 oleh Ajeng Rizka - PT Kereta Api Indonesia KAI selama ini menyediakan berbagai macam layanan kereta dengan subkelas yang berbeda, mulai dari ekonomi, bisnis, eksekutif, dan luxury. Perbedaan subkelas ini kerap dipertanyakan warganet karena berpengaruh terhadap harga tiket kereta api meskipun dalam kelas yang contoh, harga tiket KA Wijayakusuma dan KA Sri Tanjung memiliki harga yang terpaut cukup jauh. Padahal keduanya sama-sama kereta ekonomi dengan relasi Yogya-Kalibaru, Banyuwangi. Yang membedakan keduanya hanyalah kode kereta. "Ngapunten jog saya mau tanya barangkali ada yg tau, ini sama2 ekonomi tapi kok harganya bedanya lumayan, bedanya apa nggih? Minta tips milih kursi juga kalo boleh," tulis akun ini. Dalam unggahan tersebut, diketahui KA Wijayakusuma dengan kode CA harga tiketnya Rp Sementara, KA Sri Tanjung dengan kode C harga tiketnya dibanderol lebih rendah, Rp apa penyebab kedua harga tiket kereta api itu berbeda? Baca juga Cara Daftar Akun KAI Access, Cepat dan Mudah Penjelasan KAI Vice President Public Relations KAI Joni Martinus menjelaskan, penyebab harga tiket dua kereta api kelas ekonomi itu berbeda. Perbedannya, KA Sri Tanjung adalah KA yang termasuk mendapatkan Public Service Obligation PSO. Sedangkan KA Wijayakusuma termasuk KA komersial. Oleh sebab itu, penentuan tarif keduanya berbeda. "Kereta api yang termasuk Public Service Obligation PSO, tarifnya selalu tetap dan sesuai dengan tarif yang telah ditentukan oleh pemerintah," ujarnya saat dihubungi Senin 5/6/2023. Baca juga Mengintip Shanghai Maglev, Kereta Api Tercepat di Dunia Kode kereta ekonomi yang mendapatkan PSO, yaitu C. Itulah sebabnya KA Sri Tanjung memiliki kode C.

harga pop mie di kereta ekonomi